Tersenyumlah Jika Sakit, Allah Akan Memberikan Kebahagiaan

PALEMBANG, INFO
REPUBLIK -- Hidup itu berwarna. Ada siang dan ada malam, ada sakit dan ada sehat, ada
senyum dan ada tangis, ada suka dan ada pula duka bahkan hidup dan juga mati.
Itlah keniscayaan.
Firman Allah ;“Wahai manusia, Kami
akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman
kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali” (QS. Al-Anbiya:
35).
Baca Lainnya :
- Mohammed Salah Donasikan 157.000 US Dolar untuk Renovasi Gereja0
- Hukum Makanan yang Dicicipi Tikus0
- Meninjau Tensi Politik Terpanas Pertama dalam Sejarah Peradaban Islam0
- Begini Sejarah Bangsa Turki Mengenal Islam0
- Kewajiban Istri Kepada Suami Menurut Islam0
Didalam pemikiran Islam, kebahagiaan
yang nyata dan menyenangkan itu hanyalah akan dialami dalam surga. Firman
Allah:’ Artinya: Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS. Ar – Rad: 29).
Dengan pengertian bahwa, ‘Yaitu
orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya, dan mengerjakan amal-amal
shalih, bagi mereka kebahagiaan, pandangan sejuk dan keadaan yang baik, serta
tempat kembali yang baik menuju surga dan keridoan Allah.( Tafsir
Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia)
Makanya tak perlu kaget dengan segala
bentuk kesusahan dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini. Allah memberikan
ungkapan dalam firman-Nya: ’’Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang
yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? (QS Al-An’am: 32).
Adalah Allah yang mengatur kehidupan kita. Allah lah yang menentukan warna
kehidupan ini. Makanya perlu ada keyakinan bila mengalami sakit bukanlah karena
Allah tidak suka dengan kita, sakit yang Allah berikan atas dasar kasih
dan sayang Allah.
Andaikan setiap penyakit disebabkan dosa, maka hanya orang berdosalah yang
mengalami sakit. Coba lihat Nabi Ayyub As, yang merupakan Nabi Allah dan sangat
dekat dengan Allah dan terjaga dari dosa, namun bertahun – tahun mengalami
sakit.
Bahkan sakitnya lebih berat.
Bahkan sakitnya lebih berat.Inilah
Takdir Allah SWT dan tidak ada takdir yang tidak mengandung hikmah besar. Dalam
Al Quran, Nabi Ayub dikisahkan sebagai orang yang sabar. “ Dan
ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku
diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan (QS. Sad: 41).
Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat
Studi Alquran, KH. Syahrullah Iskandar mengatakan dalam ayat tersebut nabi
Ayyub mengadu kepada Allah SWT tentang sakit yang dideritanya.
Pada ayat itu Nabi Ayyub mengatakan bahwa ia mengalami sakit sebab godaan
atau gangguan setan. Menurut Kiai Syahrullah terdapat pelajaran bahwa nabi
Ayyub tidak menyalahkan Allah SWT dalam apa yang menimpanya.
“Terdapat pelajaran disini bahwa Nabi
Ayyub di sini tidak menyalahkan Allah dalam hal buruk yang diterimanya,” kata
kiai Syahrullah dalam kajian kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad
Yahya di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, Republika.co.id.
Tidak ada sekalipun manusia didunia ini termasuk para nabi yang tidak
hidup tanpa ujian dari Allah. Allah SWT ingin mengetahui apakah dengan
penyakit ini kita semakin dekat kepada-Nya ataukah kita murung dan berburuk
sangka kepadaNya.
Sakit sebagai penghapus dosa sebagaimana
sabda Rasulullah SAW “Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah
kepayahan,kesusahan, kesedihan, penyakit dan gangguan, bahkan hanya duri yang
menusuknya,melainkan Allah akan menghapus dosa – dosa sebagaimana gugurnya daun
– daun pepohonan” ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Sakit juga sebagai sarana penigkatan
keimanan.Firman Allah; “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian
besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuro : 30).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“Sebesar apapun musibah yang menimpa, sejatinya hal tersebut merupakan balasan
dari perbuatan dosa yang telah dilakukan sebelumnya. Dan Allah memaafkan
sebagian besar kesalahan-kesalahan sehingga Dia tidak memberikan hukuman
atasnya.” (https://hamalatulquran.com/hikmah-dibalik-rasa-sakit).
Allah sedang membuat tangga untuk mendaki ke panggung kemuliaan, mendakilah
sekarang dengan catatan harus sabar dan ridho serta ikhlas atas apa yang sedang
menimpa kita. Sakit merupakan sarana instropeksi diri, saatnya kita
berinstropeksi diri terhadap sesuatu yang kita lakukan.
Allah berfirman;” Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah
datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat.(QS. Al Baqarah: 214). Penulis Bangun Lubis