Dosa Besar Mengerikan bagi Perusak Rumah Tangga Orang Lain

Inforepublik – Opini (31/7/22) Seseorang yang suka menggangu atau menjadi
perusak rumah tangga orang lain akan diancam dengan dosa besar yang mengerikan.
Foto ilustrasi/ist Seseorang yang suka menggangu atau menjadi perusak rumah
tangga orang lain akan diancam dengan dosa besar yang mengerikan. Bahkan dalam
Islam perusak rumah tangga orang ini dinamakan takhbib yang ada ancaman khusus
untuknya. Kenapa demikian? Karena takhbib adalah orang yang telah membantu
Iblis untuk menyukseskan programnya menyesatkan manusia. Beberapa bentuk
takhbib , misalnya menggoda salah satu pasangan suami istri yang sah dengan
mengajak berzina, baik zina mata, tangan maupun zina hati sehingga ia menjadi
benci dengan pasangan sahnya. Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal
inilah, Allah cabut rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan dengan
kehadiran orang baru dalam hatinya. Istilah zaman sekarang, takhbib ini
ditujukan kepada pebinor (perebut bini orang). Jika dosa menjadi pelakor
(perebut laki orang) besar, maka takhbib pun sama. Baca juga: Terlarangnya
Perselingkuhan dalam Islam, Ini Dalil-dalilnya Mengingat besarnya dosa takhbib
ini, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memberikan ancaman keras. Beberapa
hadis yang menjelaskan ancaman tersebut antara lain: Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Bukan bagian dari kami, Orang yang melakukan
takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud
2175 dan dishahihkan al-Albani) Ad-Dzahabi menjelaskan yaitu merusak hati
wanita terhadap suaminya, beliau berkata, ”Merusak hati wanita terhadap
suaminya.” (Al-Kabair). Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, ”Barang siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan
suaminya maka dia bukan bagian dari kami.”( HR. Ahmad, shahih) Yang juga
termasuk takhbib adalah ketika seseorang memberikan perhatian, empati , menjadi
teman curhat (curahan hati) terhadap wanita yang sedang ada masalah dengan
keluarganya. Di era saat ini, kemungkinan itu sangat terbuka melalui media
sosial (medsos), seperti WhatsApp, atau inbox sosial media. Imam Ibnul Qoyim
menjelaskan; " Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam telah melaknat
orang yang melakukan takhbib, dan beliau berlepas diri dari pelakunya. Takhbib
termasuk salah satu dosa besar. Karena ketika Nabi Shallallahu `alaihi wa
sallam melarang seseorang untuk meminang wanita yang telah dilamar oleh lelaki
lain, dan melarang seseorang menawar barang yang sedang ditawar orang lain,
maka bagaimana lagi dengan orang yang berusaha memisahkan antara seorang suami
dengan istrinya atau budaknya, sehingga dia bisa menjalin hubungan dengannya.
(al-Jawab al-Kafi) Bahkan, karena besarnya dosa takhbib, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
melarang menjadi makmum di belakang imam yang melakukan takhbib, sehingga bisa
menikahi wanita tersebut. Takhbib sendiri secara bahasa artinya menipu dan
merusak (dalam Syarah Sunan Abu Daud Adzim Abadi). Dengan menyebut-nyebut
kejelekan suami di hadapan istrinya atau kebaikan lelaki lain di depan wanita
itu. (Aunul Ma`bud, 6/159). Di bagian lain, beliau juga menyebutkan,"Siapa
yang melakukan takhbib terhadap istri seseorang` maknanya adalah siapa yang
menipu wanita itu, merusak keluarganya atau memotivasinya agar cerai dengan
suaminya, agar dia bisa menikah dengannya atau menikah dengan lelaki lain atau
cara yang lainnya. (Aunul Ma`bud, 14/52). Memahami hal ini, berhati-hatilah
dalam bergaul dengan lawan jenis siapa pun dia. Bisa jadi pada awalnya seseorang
memiliki niat baik, niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman
untuk berbagi. Awalnya semua beralasan berniat baik, saling mengingatkan dan
menasihati. Padahal di sanalah setan atau iblis mulai melancarkan programnya.
Imam Ibnul Jauzi menukil nasihat dari Al-Hasan bin Sholeh yang mengatakan,
“Sesungguhnya setan membukan 99 pintu kebaikan, untuk menjerumuskan orang ke
dalam satu pintu keburukan.” (Talbis Iblis) Karena itu, bagi para lelaki juga
harus hati-hati, jangan sampai menerima curhat wanita tentang keluarganya. Bisa
jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskan. Terkecuali jika
seorang ulama, tokoh agama, yang berhak memberikan fatwa dengan ilmunya.(ig)