Berlebihan dalam Berdoa Ternyata Tidak Disukai Allah

Inforepublik – Opini
(24/7/22) Sesuatu yang dicintai Allah Taala yaitu berdoa dengan penuh rendah
diri dan suara yang pelan. Foto ilustrasi/ist Sebagai manusia, kita adalah
makhluk yang bukanlah apa-apa di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. Karena itu,
sebagai umat Islam kita juga dianjurkan selalu memanjatkan doa agar segala
keinginannya dikabulkan oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman, ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا
وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ . “Berdo’alah kepada Tuhanmu
dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas” (QS Al-A’raf : 55) dan firman Allah Ta'ala : وَلَا
تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ
رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ ."Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik." (QS Al-A'raf : 56) Dua ayat di atas mengandung dua macam doa yaitu
doa ibadah dan doa permintaan . Sesungguhnya doa di dalam Al-Qur'an terkadang
berupa doa ibadah dan doa permintaan, terkadang pula tergabung ke dalam
keduanya yang saling berkaitan. (Baca juga : Waspadai Penyakit Ini : Berbicara
'Asbun' Tanpa Ilmu ) Syaikh As-Sa’di menjelaskan bahwa maksud firman Allah di
atas : "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas” adalah melampaui batas dalam segala hal. Dan termasuk melampaui batas
adalah meminta sesuatu yang tidak pantas, berhenti berdo’a atau mengeraskan
suara dalam berdo’a. (Tafsir As-Sa’di) Dari Abu Nu’amah bahwasanya Abdullah bin
Mughaffal radhiyallahu ‘anhu mendengar anaknya membaca doa : “Ya Allah berilah
kami istana putih di sisi kanan Surga”. Maka dia berkata kepada anaknya :
“Wahai anakku mintalah kepada Allah Surga dan berlindunglah kepadaNya dari api
Neraka, sebab saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.“Akan muncul dari umatku sekelompok kaum yang berlebihan dalam berdoa
dan bersuci” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim) Imam Manawi
menjelaskan bahwa yang dimaksud berlebihan dalam berdoa adalah melampaui batas
dalam mengajukan permohonan yaitu dengan cara meminta sesuatu yang tidak boleh
atau mengeraskan suara pada waktu berdoa atau memaksakan lafazh bersajak dalam
berdoa. Imam Turbusyti berkata bahwa yang dimaksud berlebihan dalam berdoa bisa
memiliki banyak pengertian yang intinya tidak sungguh-sungguh dalam berdoa atau
berlebihan dalam meminta baik untuk kebutuhan pribadinya atau kebutuhan orang
lain. Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu melarang anaknya berdoa seperti
itu karena permintaan tersebut tidak sesuai dan tidak mungkin bisa diraih oleh
amal perbuatannya, sebab permohonan tersebut hanya pantas untuk derajat para
nabi dan wali. Sehingga permintaan seperti itu termasuk berlebihan dalam
berdoa, serta tidak pantas karena menganggap sempurna terhadap diri sendiri.
(Faidhul Qadir) (Baca juga : Diam Agar Tidak Jatuh pada Keburukan ) Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, bahwa berdoa memohon sesuatu yang menjadi
keistimewaan para nabi padahal dia bukan seorang nabi atau memohon sesuatu yang
menjadi keistimewaan Allah termasuk berlebihan dalam berdo’a. Seperti memohon
agar dia menjadi perantara untuk permohonan hamba kepada Allah atau memohon
agar dia diberi kemampuan untuk bisa mengetahui segala sesuatu atau berkuasa
atas segala sesuatu atau memohon agar diperlihatkan ilmu ghaib atau berdoa
dengan berkeyakinan bahwa Allah membutuhkan doanya atau semua hamba Allah akan
mendapat marabahaya bila dia tidak berdoa atau semisalnya. Semua itu akibat dar
i kebodohan terhadap hak Allah dan berlebihan dalam berdoa.(Majmu Fatawa).
Termasuk berlebihan dalam berdoa seperti yang dijelaskan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seseorang
datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “Ya Allah ampunilah
aku dan Muhammad dan janganlah Engkau memberi rahmatMu kepada selain kami, lalu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya : Siapa yang mengucapkan doa
tersebut ? Orang tersebut berkata : “Saya!”. Maka Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :“Kamu telah menghalangi kebaikan untuk orang
banyak” (Musnad Imam Ahmad) Imam Al-Albani berkata bahwa makna hadis tersebut
adalah menghalangi rahmat Allah untuk para makhlukNya dan demikian itu tidak
mungkin karena Allah berfirman :“Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu” (QS
Al-A’raf : 156). Do’a di atas diucapkan oleh seseorang baduwi karena kejahilan
dan baru mengenal Islam. Seharusnya seseorang berdoa untuk dirinya dan
teman-temannya agar pahalanya bertambah. (Fathur Rabbani) Dikutip dari kitab
'Tazkiyatun Nafs' Syaikul Islam Ibnu Taimiyah, dijelaskan bahwa makna dari
hadis di atas menunjukkan dua perkara :
1. Sesuatu yang dicintai Allah Ta'ala yaitu berdoa dengan penuh
rendah diri dan suara yang pelan.
Baca Lainnya :
- Jangan Jadi Pemimpin Zalim, Ini Ancaman Allah SWT0
- Bolehkah Wanita Muslimah Memandang Lelaki Yang Bukan Mahram?0
- Berhenti Membohongi Diri Sendiri 0
- Kadin Kominfo Serahkan Sedekah Subuh di Masjid Jamik 0
- Islam: Melebur dalam Seni dan Budaya Indonesia.0
2. Sesuatu yang dibenci
Allah dan dimurkai-Nya yaitu berlebihan. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan
dengan sesuatu yang Dia cintai dan memberikan peringatan pada sesuatu yang
tidak Dia sukai. Wallahu A'lam (ig)